A.
Manusia
di antara Makhluk-makhluk Lain
Dilihat dari sudut biologi, manusia
hanya merupakan satu jenis makhluk di antara lebih dari sejuta jenis makhluk
lain. Di antara ahli biologi yang terkenal ialah Charles Darwin pada abad ke-19
dengan teori evolusi. Menurut teori itu, bentuk hidup tertua di muka bumi ini
terdiri dari makhluk hidup bersel satu yang sederhana seperti protozoa. Dalam
jangka waktu yang panjang, makhluk hidup telah berevolusi menjadi organisme
yang makin kompleks, misalnya manusia.
B.
Evolusi
Ciri-ciri Biologis
1. Sumber
Ciri-ciri Fisik Organisme
Dalam proses evolusi, bentuk-bentuk
makhluk yang baru timbul akibat proses pencabangan dari bentuk makhluk yang
lebih tua. Ciri-ciri biologi yang baru menyebabkan terjadinya rupa yang agak
berbeda dari bentuk organisme induk yang lama. Semakin lama, semakin banyak
juga perubahan yang terjadi.
2. Perubahan
dalam Proses Keturunan
Suatu ciri yang berasal dari suatu nenek
moyang laki-laki atau perempuan tidak pernah dapat dicampur, tetapi selalu tersimpan
dalam gen yang diturunkan dan disebarkan kepada generasi-generasi berikutnya.
Hanya kekuatan dari gen lain yang lebih dominan akan menyebabkan ciri-ciri
tersebut tidak tampak secara lahir.
C.
Evolusi
Primata dan Manusia
1. Proses
Percabangan Makhluk Primata
Manusia merupakan suatu jenis makhluk
cabang dari semacam makhluk primata yang telah melalui proses evolusi. Menurut
penelitian paling akhir, makhluk pertama dari suku primata muncul di muka bumi sebagai suatu cabang dari makhluk
mamalia (binatang menyusui) kira-kira 70 tahun yang lalu. Dalam jangka waktu
yang lama, makhluk primata induk bercabang lebih lanjut ke dalam berbagai
subsuku dan infrasuku khusus.
2. Makhluk
Primata Pendahulu Manusia
Kira-kira seabad yang lalu, para ahli
biologi dan paleo-antropologi masih mengira bahwa asal-usul nenek moyang
manusia itu dapat dipecahkan apabila telah ditemukan sejenis makhluk yang
merupakan penghubung antara kera dan manusia dan silsilah hidup. Jadi hal
terpentin bagi para ahli pada masa itu adalah mencari penghubung yang hilang (missing link) dalam silsilah
perkembangan makhluk di bumi. Seiring kemajuan di bidang ilmu paleo-antropolgi
dan geologi, konsepsi para ahli mengenai missing
link sudah berubah. Makhluk tersebut tidak lagi dipandang sebagai suatu
makhluk yang berada di antara kera dan manusia, melainkan sebagai suatu makhluk
pendahuluan (precursor) atau makhluk
induk yang mendahului baik kera besar maupun manusia-keduanya hanya merupakan
spesialisasi khusus dari makhluk induk tadi.
3. Bentuk-bentuk
Manusia Tertua
Indonesia telah memberikan banyak
sumbanganpada dunia ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah asal muasal
manusia. Di antaranya penemuan Eugene Du
Bois tahun 1898, seorang dokter belanda. Penemuannya berupa sekelompok
tengkorak atas, rahang bawah, dan sebuah tulang paha di lembah sungai Bengawan
Solo. Penemuan antara tahun 1931 dan1934 berupa 14 fosil pithecanthropus yang terdiri dari 12 tengkorak dan dua tibia, di dekat desa Ngandong di lembah
sungai Bengawan Solo. Dua buah penemuan lain di tahun 1936 di desa Perning
dekat Majakarta dan di desa Sangiran dekat Surakarta. Di luar Indonesia juga
ditemukan beberapa fosil. Di antaranya di dalam gua dekat Chou Koutien di
sebelah barat Beijing antara tahun 1927 dan 1936
4. Bentuk
Manusia dari Kala Pleistosen Muda
Fosil-
fosil manusia yang berasal dari Pleistosen Muda yang berumur kira-kira 200.00
tahun, berjumlah amat banyak dan terdapat di berbagai tempat di dunia.
Fosil-fosil tersebut bukan hanya berupa tengkorak, melainkan banyak juga yang
berupa kerangka lengkap. Salah satunya ditemukan pada tahun 1856 dalam suatu
gua di lembah sungai Neander dekat kota Dusseldorf, Jerman, dan menjadi
terkenal dengan nama homo neandertalensis
( manusia dari lembah Neander). Fosil-fosil serupa kemudian banyak ditemukan di
berbagai tempat lain di Eropa seperti Perancis, Belgia, Jerman, Italia,
Yugoslavia.
5.
Manusia
Sekarang atau Homo Sapiens
Bekas-bekas homo
sapiens yang tertua hidup pada akhir kala Glasial terakhir, kurang lebih
80.000 tahun yang lalu. Mulai zaman setelah itu, yaitu zaman Holosen, semua
penemuan fosil manusia ditemukan bersama berkas-berkas kebudayaan dan mulai
menunjukkan perbedaan dari keempat ras pokok yang saat itu menduduki muka bumi,
yaitu ras Australoid, ras Mongoloid, ras Kaukasoid, dan ras Negroid.
Makhluk
manusia homo sapiens yang pertama
menunjukkan ciri-ciri ras Australoid fosilnya ditemukan di dekat Desa Wajak di
lembah Sungai Brantas, dekat Tulungagung, Jawa Timur. Ciri-ciri ras Mongoloid
fosilnya ditemukan dekat Gua Chou Koutien. Ciri-ciri ras Kaukasoid ditemukan
dekat desa Les Eyzies di Perancis. Sedangkan ciri-ciri ras Negroid pertama kali
ditemukan di tengah Gurun Sahara, dekat Asselar, kira-kira 400 km sebelah timur
laut Timbuktu.
D.
Aneka Ragam Manusia
1. Salah Paham mengenai Konsep Ras
Makhluk manusia yang hidup dalam berbagai macam
lingkungan alam di seluruh muka bumi menunjukkan beragam ciri-ciri fisik yang
tampak nyata. Ciri-ciri lahir seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut,
bentuk bagian-bagian wajah, dan sebagainya menyebabkan timbulnya pengertian
‘ras’ atau golongan manusia yang berdasarkan berbagai ciri fisik secara umum.
Salah
paham mengenai konsep ras telah menyebabkan banyak kesengsaraan. Ciri-ciri ras
yang sebenarnya hanya menunjukkan perbedaan fisik semata, namun dikait-kaitkan
dengan ciri-ciri rohani. Dengan demikian timbul anggapan misalnya bahwa ras
Kaukasoid lebih kuat daripada ras lain, lebih dari itu muncul juga anggapan
bahwa ras Kaukasoid lebih pandai, lebih maju, lebih luhur. Anggapan salah ini
timbul dengan perkembangan kekuasaan bangsa-bangsa Eropa, dan dipraktikkanke
dalam gejala sosial yang terdapat di banyak negara di dunia sampai sekarang,
yaitu hejala diskriminasi ras. Misalnya anggapan Nazi bahwa ras Arya telah
ditakdirkan untuk menguasai seluruh dunia.
2. Metode-metode untuk Mengkelaskan Aneka Ras Manusia
Untuk
suatu waktu yang lama, masalah pengklasifikasian beragam ras manusia di dunia
menjadi pusat perhatian yang terpenting bagi ilmu Antropologi fisik. Para ahli
memperhatikan ciri-ciri lahir yang tampak (fenotipe),
atau ciri-ciri morfologi pada tubuh individu berbagai bangsa di dunia.
Ciri-ciri tersebut digolongkan menjadi dua bagian, yaitu ciri kualitatif
(seperti warna kulit, bentuk rambut) dan ciri kuantitatif (seperti berat badan,
ukuran badan). Sekarang, para ahli lebih
tertarik akan masalah sebab dan asal usul dibandingkan dengan masalah perbedaan
dan persamaan ras manusia. Maka dari itu mulai berkembang klasifikasi yang filogenetik dengan meneliti ciri-ciri genotipe. Misalnya dengan meneliti gen
untuk golongan darah, jika dihubungkan dengan garis di atas peta, dapat dibuat
gambaran dari bangsa-bangsa yang dahulu berasal dari satu nenek moyang.
3. Salah Satu Klasifikasi dari Beragam Ras Manusia
Mengenai Ras Manusia ada banyak sistem klasifikasi
yang berdasarkan metode morfologis yang lama, karena metode-matode baru yang
berdasarkan gen masih dalam taraf perkembangan dan belum dilakukan secara luas.
Misalnya suatu klasifikasi yang berasal dari A. L. Kroeber:
a. Ras Australoid: penduduk asli Australia.
b. Ras Mongoloid: Asiatic
Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah, dan Asia Timur); Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Kepulauan Indonesia, Malaysia,
Filipina, dan Penduduk asli Taiwan); American
Mongoloid (penduduk asli Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Eskimo sampai Terra del Fuego).
c. Ras Kaukasoid: Nordic
(Eropa utara); Alpine (Eropa tengah
dan timur); Mediterranian (Penduduk
Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, dan Iran); Indic (Pakistan, India, Bangladesh, dam Sri Lanka).
d. Ras Negroid: African
(benua Afrika); Negrito (Afrika
Tengah, semenanjung melayu dan Filipina); Melanesian
(Papua, Irian, dan Malanesia).
e.
Ras-ras
khusus: Bushman (Gurun Kalahari di
Afrika Selatan); Veddoid (pedalaman
Sri Lanka dan Sulawesi Selatan); Polynesian
(kepulauan Mikronesia dan Polinesia); Ainu
(Pulau Karafuto dan Hokkaido di Jepang Utara).
E.
Organ Manusia: Perbedaan
Organ Manusia dan Organ Binatang
Manusia adalah makhluk yang hidup dalam kelompok, dan
mempunyai organ yang secara biologi sangat kalah kemampuan fisiknya dengan
jenis-jenis binatang berkelompok lain. Walaupun demikian, otak manusia telah
berevolusi paling jauh jika dibandingkan makhluk lain. Otak manusia yang
dikembangkan oleh bahasa dapat membentuk gagasan dan konsep yang makin tajam
yang dapat dikomunikasikan kepada individu lainnya ataupun kepada keturunannya.
Kemampuan organisme manusia memang terbatas jika
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Namun dengan kapasitas yang unggul,
manusia dapat mengembangkan pengetahuan yang menjadi dasar kemampuannya membuat
alat untuk bertahan hidup, seperti senjata, alat produksi, alat berlindung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar