Makalah
FILSAFAT MASA KEEMASAN
Sebagai Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Filsafat Umum
dan Manusia
Oleh:
Frecylia Arlila Septika 12181026
Muhammad Hasan Ubaidillah 12181010
Widyanti 12181012
Kelas PS-1A
UNIVERSITAS
BINA DARMA
FAKULTAS
PSIKOLOGI
PALEMBANG
2012
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur dipersembahkan kepada
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat serta
pengikutnya hingga akhir zaman.
Makalah ini berisi tentang Sejarah Filsafat Masa
Keemasan yang dibuat untuk memberikan informasi dan dapat menambah ilmu
pengetahuan tentang sejarah filsafat zaman keemasan.
Harapan kami selaku penyusun, semoga informasi dan
pembahasan dalam makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan dalam mempelajari
sejarah filsafat masa keemasan dan dapat digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar dan sebagai bahan persentasi kami kepada teman-teman semoga dapat
diambil manfaatnya.
Akhir kata, segala upaya penyusunan makalah ini kami
selaku penyusun sadar masih banyak kekurangannya di sana-sini, untuk itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun dan perbaikan selanjutnya sangat dinantikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Palembang, Oktober 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Filsafat
Kata filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan
kata serapan dari bahasa Arab, falsafah yang
juga diambil dari bahasa Yunani, philosophia.
Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = kebijaksanaan). Sehingga arti
harfiahnya adalah seorang ‘pencinta kebijaksanaan’.
B. Kemunculan Filsafat
Filsafat
muncul di Yunani pada abad ke-7 SM. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai
memikirkan dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar
mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Orang
Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales dari Mileta, sekarang
di pesisir barat Turki. Sekitar pertengahan abad ke-5 SM, Athena menjadi pusat
baru seluruh kebudayaan Yunani. Pada masa ini perkembangan filsafat mulai berpusat di Athena. Selanjutnya filsafat
terus berkembang dan mulai menguak apa yang sekaang disebut sebagai ‘ilmu
pengetahuan’.
Zaman keemasan filsafat juga disebut zaman renaissance. Ditandai dengan
berkembangnya pemikiran yang bersifat individualis dan humanis. Pada zaman ini
juga mulai bermunculan tokoh-tokoh yang kelak memberikan kontribusi yang besar
terhadap ilmu pengetahuan. Tokoh-tokoh tersebut diantaranya Nicolaus
Copernicus, Galileo Galilei, dan Johannes Kepler.
BAB II
ZAMAN KEEMASAN FILSAFAT
Zaman
Keemasan filsafat lazimnya dikenal sebagai zaman renaisans (renaissance). Istilah renaisans berasal
dari bahasa Perancis yang terdiri dari kata re
yang berarti lagi atau kembali, dan kata neissance
yang berarti kelahiran atau kebangkitan. Zaman renaisans adalah zaman
kelahiran-kembali kebudayaan Yunani-Romawi di Eropa pada abad ke-15 dan ke-16 M
sesudah mengalami masa kebudayaan tradisional yang sepenuhnya diwarnai oleh
ajaran kristiani. Namun, orang-orang kini mencari orientasi dan inspirasi baru
sebagai alternatif bagi kebudayaan Yunani-Romawi sebagai satu-satunya
kebudayaan lain yang mereka kenal dengan baik.. Kebudayaan klasik ini juga
dipuja dan dijadikan model serta dasar bagi seluruh peradaban manusia. Pada
zaman ini telah dicapai titik puncak dalam bidang seni, pemikiran, dan sastra.
Ciri utama renaisens adalah individualisme, humanisme,
lepas dari agama. Manusia sudah mengandalkan akal (rasio) dan pengalaman
(empiris) dalam merumuskan pengetahuan. Yang berkembang pada waktu itu sains,
dan penemuan-penemuan dari hasil pengembangan sains yang kemudian berimplikasi
pada semakin ditinggalkannya agama karena semangat humanisme. Fenomena tersebut
cukup tampak pada abad modern.
Kebudayaan
Yunani-Romawi adalah kebudayaan yang menempatkan manusia sebagai subjek utama.
Filsafat Yunani, misalnya menampilkan manusia sebagai makhluk yang berpikir terus-menerus
memahami lingkungan alamnya dan juga menentukan prinsip-prinsip bagi
tindakannya sendiri demi mencapai kebahagiaan hidup.
BAB III
INDIVIDUALISME DAN
HUMANISME
Secara
umum, individualisme dapat diartikan sebagai
satu filsafat yang memiliki pandangan moral, politik atau sosial yang menekankan kemerdekaan manusia
serta kepentingan bertanggung jawab dan kebebasan sendiri.
Tidak mudah menentukan batas
yang jelas mengenai akhir zaman pertengahan dan awal yang pasti dari zaman
modern. Hal ini disebabkan perbedaan pandangan para ahli sejarah tentang
peralihan zaman pertengahan ke zaman modern. Sebagian ahli sejarah berpendapat
bahwa zaman pertengahan berakhir ketika Konstantinopel ditaklukkan oleh Turki
Usmani pada tahun 1453 M. Peristiwa tersebut dianggap sebagai akhir zaman
pertengahan dan titik awal zaman modern.
Abad pertengahan adalah abad
ketika alam pikiran dikungkung oleh gereja. Dalam keadaan seperti itu kebebasan
pemikiran amat dibatasi, sehingga perkembangan sains sulit terjadi, demikian
pula filsafat tidak berkembang, bahkan dapat dikatakan bahwa manusia tidak
mampu menemukan dirinya sendiri. Oleh karena itu, orang mulai mencari
alternatif. Dalam perenungan mencari alternatif
itulah orang teringat pada suatu zaman ketika peradaban begitu bebas dan
maju, pemikiran tidak dikungkung, sehingga sains berkembang, yaitu zaman Yunani
kuno. Pada zaman Yunani kuno tersebut orang melihat kemajuan kemanusiaan telah
terjadi. Kondisi seperti itulah yang hendak dihidupkan kembali.
Pada abad pertengahan orang
telah mempelajari karya-karya para filosof Yunani dan Latin, namun apa yang
telah dilakukan oleh orang pada masa itu berbeda dengan apa yang diinginkan dan
dilakukan oleh kaum humanis. Para humanis bermaksud meningkatkan perkembangan
yang harmonis dari kecakapan serta berbagai keahlian dan sifat-sifat alamiah
manusia dengan mengupayakan adanya kepustakaan yang baik dan mengikuti kultur
klasik Yunani.
Para humanis pada umumnya
berpendapat bahwa hal-hal yang alamiah pada diri manusia adalah modal yang
cukup untuk meraih pengetahuan dan menciptakan peradaban manusia. Tanpa wahyu,
manusia dapat menghasilkan karya budaya yang sebenarnya. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa humanisme telah memberi sumbangannya kepada renaisans untuk
menjadikan kebudayaan bersifat alamiah.
Zaman renaisans banyak
memberikan perhatian pada aspek realitas. Perhatian yang sebenarnya difokuskan
pada hal-hal yang bersifat kongkret dalam lingkup alam semesta, manusia,
kehidupan masyarakat dan sejarah. Pada masa itu pula terdapat upaya manusia
untuk memberi tempat kepada akal yang mandiri. Hal ini dibuktikan dengan perang
terbuka terhadap kepercayaan terhadap orang-orang yang enggan menggunakan
akalnya. Asumsi yang digunakan adalah, semakin besar kekuasaan akal, maka akan
lahir dunia baru yang dihuni oleh manusia-manusia yang dapat merasakan kepuasan
atas dasar kepemimpinan akal yang sehat.
Zaman ini juga sering
disebut sebagai Zaman Humanisme. Maksud ungkapan tersebut adalah manusia
diangkat dari Abad pertengahan. Pada abad tersebut manusia kurang dihargai
kemanusiaannya. Kebenaran diukur berdasarkan ukuran gereja, bukan menurut ukuran
yang dibuat oleh manusia sendiri. Humanisme menghendaki ukurannya haruslah
manusia, karena manusia mempunyai kemampuan berpikir. Bertolak dari sini, maka
humanisme menganggap manusia mampu mengatur dirinya sendiri dan mengatur dunia.
Karena semangat humanisme tersebut , akhirnya agama Kristen semakin
ditinggalkan, sementara pengetahuan rasional dan sains berkembang pesat
terpisah dari agama dan nilai-nilai spiritual.
Menurut Mahmud Hamdi Zaqzuq,
ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi kelahiran Renaisans, yaitu:
- Implikasi yang sangat signifikan yang ditimbulkan oleh gerakan keilmuan dan filsafat. Gerakan tersebut lahir sebagai hasil dari penerjemahan ilmu-ilmu Islam ke dalam bahasa latin selama dua abad, yaitu abad ke-13 dan 14. Bahkan sebelumnya telah terjadi penerjemahan kitab-kitab Arab di bidang filsafat dan ilmu pengetahuan. Hal itu dilakukan setelah Barat sadar bahwa Arab memiliki kunci-kunci khazanah turas klasik Yunani.
- Pasca penaklukan Konstantinopel oleh Turki Usmani, terjadi migrasi para pendeta dan sarjana ke Italia dan negara-negara Eropa lainnya. Para sarjana tersebut menjadi pionir-pionir bagi pengembangan ilmu di Eropa. Mereka secara bahu-membahu menghidupkan turas klasik Yunani di Florensia, dengan membawa teks-teks dan manuskrip-manuskrip yang belum dikenal sebelumnya.
- Pendirian berbagai lembaga ilmiah yang mengajarkan beragam ilmu.
Selain itu, ada beberapa
faktor yang dikemukakan Slamet Santoso seperti yang dikutip Rizal Mustansyir,
yaitu:
- Hubungan antara kerajaan Islam di Semenanjung Iberia dengan Prancis membuat para pendeta mendapat kesempatan belajar di Spanyol kemudian mereka kembali ke Prancis untuk menyebarkan ilmu pengetahuan yang mereka peroleh di lembaga-lembaga pendidikan di Prancis.
- Perang Salib (1100-1300 M) yang terulang enam kali, tidak hanya menjadi ajang peperangan fisik, namun juga menjadikan para tentara atau serdadu Eropa yang berasal dari berbagai negara itu menyadari kemajuan negara-negara Islam, sehingga mereka menyebarkan pengalaman mereka itu sekembalinya di negara-negara masing-masing.
BAB IV
TOKOH-TOKOH ZAMAN KEEMASAN
Dalam bidang filsafat, zaman
renaisans tidak menghasilkan karya penting bila dibandingkan dengan bidang seni
dan sains. Filsafat berkembang bukan pada zaman itu, melainkan kelak pada zaman
sesudahnya yaitu zaman modern. Meskipun terdapat berbagai perubahan mendasar,
namun abad-abad renaisans tidaklah secara langsung menjadi lahan subur bagi
pertumbuhan filsafat. Baru pada abad ke-17 dengan dorongan daya hidup yang kuat
sejak era renaisans, filsafat mendapatkan pengungkapannya yang lebih jelas.
Jadi, zaman modern filsafat didahului oleh zaman renaisans. Ciri-ciri filsafat
renaisans dapat ditemukan pada filsafat modern. Ciri tersebut antara lain,
menghidupkan kembali rasionalisme Yunani, individualisme, humanisme, lepas dari
pengaruh agama dan lain-lain.
Tokoh-tokoh yang berpengaruh
pada masa tersebut diantaranya adalah:
- Bidang seni dan budaya
1.
Albrecht Dührer
(1471-1528)
2.
Desiserius
Eramus (1466-1536)
3.
Donatello
4.
Ghirlandaio
5.
Hans Holbein
(1465-1506)
6.
Hans Memling
(1430-1495)
7.
Hieronymus Bosch
(1450-1516)
8.
Josquin de Pres
(1445-1521)
9.
Leonardo da
Vinci (1452-1519)
10. Lucas Cranach (1472-1553)
11. Michaelangelo (1475-1564)
12. Perugino (1446-1526)
13. Raphael (1483-1520)
14. Sandro Botticelli (1444-1510)
15. Tiziano Vecelli (1477-1526)
- Bidang Penjelajahan
1.
Christopher
Columbus (1451-1506)
2.
Ferdinand
Magellan (1480?-1521)
- Bidang Ilmu Pengetahuan
1.
Johann Gutenberg
(1400-1468)
2.
Nicolaus
Copernicus (1478-1543)
3.
Andreas Vesalius
(1514-1564)
4.
William Gilbert
(1540-1603)
5.
Galileo Galilei
(1546-1642)
6.
Johannes Kepler
(1571-1642)
BAB V
KESIMPULAN
Zaman
Keemasan filsafat lazimnya dikenal sebagai zaman renaisans (renaissance). Istilah renaisans berasal
dari bahasa Perancis yang terdiri dari kata re
yang berarti lagi atau kembali, dan kata neissance
yang berarti kelahiran atau kebangkitan. Ciri utama renaisens adalah
individualisme, humanisme, lepas dari agama. Manusia sudah mengandalkan akal
(rasio) dan pengalaman (empiris) dalam merumuskan pengetahuan. Ciri-ciri filsafat renaisans dapat ditemukan pada
filsafat modern. Ciri tersebut antara lain, menghidupkan kembali rasionalisme
Yunani, individualisme, humanisme, lepas dari pengaruh agama.
Sumber
MMORPG
BalasHapusInstagram Takipçi Satın Al
TİKTOK JETON HİLESİ
tiktok jeton hilesi
Sac Ekim Antalya
referans kimliği nedir
instagram takipçi satın al
MT2 PVP
Mt2 pvp serverler
perde modelleri
BalasHapussms onay
mobil ödeme bozdurma
Nft Nasıl Alınır
Ankara evden eve nakliyat
trafik sigortası
dedektör
web sitesi kurma
aşk kitapları