Selasa, 30 Oktober 2012

MAKHLUK MANUSIA




A.    Manusia di antara Makhluk-makhluk Lain
            Dilihat dari sudut biologi, manusia hanya merupakan satu jenis makhluk di antara lebih dari sejuta jenis makhluk lain. Di antara ahli biologi yang terkenal ialah Charles Darwin pada abad ke-19 dengan teori evolusi. Menurut teori itu, bentuk hidup tertua di muka bumi ini terdiri dari makhluk hidup bersel satu yang sederhana seperti protozoa. Dalam jangka waktu yang panjang, makhluk hidup telah berevolusi menjadi organisme yang makin kompleks, misalnya manusia.
B.     Evolusi Ciri-ciri Biologis
1.      Sumber Ciri-ciri Fisik Organisme
Dalam proses evolusi, bentuk-bentuk makhluk yang baru timbul akibat proses pencabangan dari bentuk makhluk yang lebih tua. Ciri-ciri biologi yang baru menyebabkan terjadinya rupa yang agak berbeda dari bentuk organisme induk yang lama. Semakin lama, semakin banyak juga perubahan yang terjadi.
2.      Perubahan dalam Proses Keturunan
Suatu ciri yang berasal dari suatu nenek moyang laki-laki atau perempuan tidak pernah dapat dicampur, tetapi selalu tersimpan dalam gen yang diturunkan dan disebarkan kepada generasi-generasi berikutnya. Hanya kekuatan dari gen lain yang lebih dominan akan menyebabkan ciri-ciri tersebut tidak tampak secara lahir.
C.    Evolusi Primata dan Manusia
1.      Proses Percabangan Makhluk Primata
Manusia merupakan suatu jenis makhluk cabang dari semacam makhluk primata yang telah melalui proses evolusi. Menurut penelitian paling akhir, makhluk pertama dari suku primata muncul di muka bumi sebagai suatu cabang dari makhluk mamalia (binatang menyusui) kira-kira 70 tahun yang lalu. Dalam jangka waktu yang lama, makhluk primata induk bercabang lebih lanjut ke dalam berbagai subsuku dan infrasuku khusus.
2.      Makhluk Primata Pendahulu Manusia
Kira-kira seabad yang lalu, para ahli biologi dan paleo-antropologi masih mengira bahwa asal-usul nenek moyang manusia itu dapat dipecahkan apabila telah ditemukan sejenis makhluk yang merupakan penghubung antara kera dan manusia dan silsilah hidup. Jadi hal terpentin bagi para ahli pada masa itu adalah mencari penghubung yang hilang (missing link) dalam silsilah perkembangan makhluk di bumi. Seiring kemajuan di bidang ilmu paleo-antropolgi dan geologi, konsepsi para ahli mengenai missing link sudah berubah. Makhluk tersebut tidak lagi dipandang sebagai suatu makhluk yang berada di antara kera dan manusia, melainkan sebagai suatu makhluk pendahuluan (precursor) atau makhluk induk yang mendahului baik kera besar maupun manusia-keduanya hanya merupakan spesialisasi khusus dari makhluk induk tadi.
3.      Bentuk-bentuk Manusia Tertua
Indonesia telah memberikan banyak sumbanganpada dunia ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah asal muasal manusia. Di antaranya  penemuan Eugene Du Bois tahun 1898, seorang dokter belanda. Penemuannya berupa sekelompok tengkorak atas, rahang bawah, dan sebuah tulang paha di lembah sungai Bengawan Solo. Penemuan antara tahun 1931 dan1934 berupa 14 fosil pithecanthropus yang terdiri dari 12 tengkorak dan dua tibia, di dekat desa Ngandong di lembah sungai Bengawan Solo. Dua buah penemuan lain di tahun 1936 di desa Perning dekat Majakarta dan di desa Sangiran dekat Surakarta. Di luar Indonesia juga ditemukan beberapa fosil. Di antaranya di dalam gua dekat Chou Koutien di sebelah barat Beijing antara tahun 1927 dan 1936


4.      Bentuk Manusia dari Kala Pleistosen Muda
Fosil- fosil manusia yang berasal dari Pleistosen Muda yang berumur kira-kira 200.00 tahun, berjumlah amat banyak dan terdapat di berbagai tempat di dunia. Fosil-fosil tersebut bukan hanya berupa tengkorak, melainkan banyak juga yang berupa kerangka lengkap. Salah satunya ditemukan pada tahun 1856 dalam suatu gua di lembah sungai Neander dekat kota Dusseldorf, Jerman, dan menjadi terkenal dengan nama homo neandertalensis ( manusia dari lembah Neander). Fosil-fosil serupa kemudian banyak ditemukan di berbagai tempat lain di Eropa seperti Perancis, Belgia, Jerman, Italia, Yugoslavia.
5.      Manusia Sekarang atau Homo Sapiens
Bekas-bekas homo sapiens yang tertua hidup pada akhir kala Glasial terakhir, kurang lebih 80.000 tahun yang lalu. Mulai zaman setelah itu, yaitu zaman Holosen, semua penemuan fosil manusia ditemukan bersama berkas-berkas kebudayaan dan mulai menunjukkan perbedaan dari keempat ras pokok yang saat itu menduduki muka bumi, yaitu ras Australoid, ras Mongoloid, ras Kaukasoid, dan ras Negroid.
Makhluk manusia homo sapiens yang pertama menunjukkan ciri-ciri ras Australoid fosilnya ditemukan di dekat Desa Wajak di lembah Sungai Brantas, dekat Tulungagung, Jawa Timur. Ciri-ciri ras Mongoloid fosilnya ditemukan dekat Gua Chou Koutien. Ciri-ciri ras Kaukasoid ditemukan dekat desa Les Eyzies di Perancis. Sedangkan ciri-ciri ras Negroid pertama kali ditemukan di tengah Gurun Sahara, dekat Asselar, kira-kira 400 km sebelah timur laut Timbuktu.
D.    Aneka Ragam Manusia
1.      Salah Paham mengenai Konsep Ras
Makhluk manusia yang hidup dalam berbagai macam lingkungan alam di seluruh muka bumi menunjukkan beragam ciri-ciri fisik yang tampak nyata. Ciri-ciri lahir seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk bagian-bagian wajah, dan sebagainya menyebabkan timbulnya pengertian ‘ras’ atau golongan manusia yang berdasarkan berbagai ciri fisik secara umum.
Salah paham mengenai konsep ras telah menyebabkan banyak kesengsaraan. Ciri-ciri ras yang sebenarnya hanya menunjukkan perbedaan fisik semata, namun dikait-kaitkan dengan ciri-ciri rohani. Dengan demikian timbul anggapan misalnya bahwa ras Kaukasoid lebih kuat daripada ras lain, lebih dari itu muncul juga anggapan bahwa ras Kaukasoid lebih pandai, lebih maju, lebih luhur. Anggapan salah ini timbul dengan perkembangan kekuasaan bangsa-bangsa Eropa, dan dipraktikkanke dalam gejala sosial yang terdapat di banyak negara di dunia sampai sekarang, yaitu hejala diskriminasi ras. Misalnya anggapan Nazi bahwa ras Arya telah ditakdirkan untuk menguasai seluruh dunia.
2.      Metode-metode untuk Mengkelaskan Aneka Ras Manusia
Untuk suatu waktu yang lama, masalah pengklasifikasian beragam ras manusia di dunia menjadi pusat perhatian yang terpenting bagi ilmu Antropologi fisik. Para ahli memperhatikan ciri-ciri lahir yang tampak (fenotipe), atau ciri-ciri morfologi pada tubuh individu berbagai bangsa di dunia. Ciri-ciri tersebut digolongkan menjadi dua bagian, yaitu ciri kualitatif (seperti warna kulit, bentuk rambut) dan ciri kuantitatif (seperti berat badan, ukuran badan).  Sekarang, para ahli lebih tertarik akan masalah sebab dan asal usul dibandingkan dengan masalah perbedaan dan persamaan ras manusia. Maka dari itu mulai berkembang klasifikasi yang filogenetik dengan meneliti ciri-ciri ­genotipe. Misalnya dengan meneliti gen untuk golongan darah, jika dihubungkan dengan garis di atas peta, dapat dibuat gambaran dari bangsa-bangsa yang dahulu berasal dari satu nenek moyang.
3.      Salah Satu Klasifikasi dari Beragam Ras Manusia
Mengenai Ras Manusia ada banyak sistem klasifikasi yang berdasarkan metode morfologis yang lama, karena metode-matode baru yang berdasarkan gen masih dalam taraf perkembangan dan belum dilakukan secara luas. Misalnya suatu klasifikasi yang berasal dari A. L. Kroeber:
a.       Ras Australoid: penduduk asli Australia.
b.   Ras Mongoloid: Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah, dan Asia Timur); Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Kepulauan Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Penduduk asli Taiwan); American Mongoloid (penduduk asli Amerika Utara, Amerika Selatan,  dan Eskimo sampai Terra del Fuego).
c.  Ras Kaukasoid: Nordic (Eropa utara); Alpine (Eropa tengah dan timur); Mediterranian (Penduduk Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, dan Iran); Indic (Pakistan, India, Bangladesh, dam Sri Lanka).
d.   Ras Negroid: African (benua Afrika); Negrito (Afrika Tengah, semenanjung melayu dan Filipina); Melanesian (Papua, Irian, dan Malanesia).
e.       Ras-ras khusus: Bushman (Gurun Kalahari di Afrika Selatan); Veddoid (pedalaman Sri Lanka dan Sulawesi Selatan); Polynesian (kepulauan Mikronesia dan Polinesia); Ainu (Pulau Karafuto dan Hokkaido di Jepang Utara).
E.     Organ Manusia: Perbedaan Organ Manusia dan Organ Binatang
Manusia adalah makhluk yang hidup dalam kelompok, dan mempunyai organ yang secara biologi sangat kalah kemampuan fisiknya dengan jenis-jenis binatang berkelompok lain. Walaupun demikian, otak manusia telah berevolusi paling jauh jika dibandingkan makhluk lain. Otak manusia yang dikembangkan oleh bahasa dapat membentuk gagasan dan konsep yang makin tajam yang dapat dikomunikasikan kepada individu lainnya ataupun kepada keturunannya.
Kemampuan organisme manusia memang terbatas jika dibandingkan dengan makhluk lainnya. Namun dengan kapasitas yang unggul, manusia dapat mengembangkan pengetahuan yang menjadi dasar kemampuannya membuat alat untuk bertahan hidup, seperti senjata, alat produksi, alat berlindung.

Keseluruhan sistem yang dapat membantu dan menyambung keterbatasan organ manusia disebut kebudayaan, yang terdiri dari sistem perlambangan vokal atau bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, peralatan hidup dan teknologi, mata pencaharian hidup, sistem religi, dan kesenian. Kebudayaan manusia tidak terkandung dalam kapasitas organnya, namun manusia harus mempelajari kebudayaan sejak ia lahir  sepanjang hidupnya hingga ia mati. Dengan kebudayaannya, manusia dapat menjadi makhluk yang paling berkuasa dan berkembang biak paling luas di muka bumi.



Sumber: Pengantar Ilmu Antropologi (Prof. Dr. Koentjaraningrat)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar